FILOSOFI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
“MESRA BELAJAR IPA”
- LATAR BELAKANG
Percaya
tentang siswa bahwa siswa itu beragam baik potensi dan karakter mereka. Karena
dua hal ini telah mereka miliki sejak lahir. Siswa juga memiliki
keunikan-keunikan yaitu diantaranya cara belajar serta dalam hal
merepresentasikan hasil belajarnya. Siswa bukan ibarat kertas kosong karena
sejak lahir telah ada potensi dalam diri anak. Tentu dengan Pendidikan yang
bermutu menjadikan potensi tersebut semakin nampak dan maksimal.
Pembelajaran
sebelumnya yaitu cenderung kurang memperhatikan potensi dan karakteristik anak.
Secara umum pembelajaran yang dilakukan belum menyesuaikan dengan kebutuhan
anak. Sehingga berdampak kurang dalam mewujudkan merdeka belajar karena
pembelajaran masih didominasi oleh intruksi dari guru. Seperti dalam merepresentasikan
hasil belajar guru menugaskan murid semuanya mengerjakan dalam bentuk peta
konsep dan tidak ada kebebasan dalam merefleksikan hasil belajar. Pada akhirnya
menjadi tidak maksimal dalam mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu
guru menuntu kondrat alam dan zaman pada setiap anak.
Implementasi
filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara di sekolah guru hendaknya memberikan
kebebasan dalam belajar artinya berpihak kepada anak, menciptakan kesanangan dalam
hal menumbuhkan minat belajar murid dan menumbuhkan inovasi serta kreativitas
murid melalui berkarya dalam representasikan hasil belajarnya. Berdasarkan hal
tersebut penulis merancang aksi nyata dengan judul “Mesra Belajar IPA”. Mesra
merupakan akronim dari Merdeka Senang Kreatif dengan konsep 3N (Niteni, Niroke,
Nambahi).
Sehingga
melalui aksi Mesra Belajar IPA yaitu pembelajaran yang berpihak pada anak
dengan proses pembelajaran yang merdeka, menyenangkan dan kreatif, penulis
dapat menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas.
- TUJUAN
Adapun tujuan dari aksi nyata
Mesra Belajar IPA adalah sebagai berikut.
1.
Mewujudkan merdeka belajar yang
berpihak pada murid;
2.
Menciptakan kesenangan belajar
untuk menumbuhkan minat belajar murid;
3.
Menumbuhkan kreativitas murid
melalui berkarya dalam representasikan hasil belajar.
- TOLOK
UKUR
Adapun tolok ukur dari aksi nyata
Mesra Belajar IPA adalah sebagai berikut.
1.
Murid mampu merepresentasikan
hasil belajar sehingga terdapat karya yang beragam sesuai dengan kenginanya;
2.
Melalui kegiatan refleksi yang
dilakukan penulis, murid terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan kuis
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games online;
3.
Murid secara kreatif menciptakan
karya terbaiknya dalam representasikan hasil belajarnya.
- LINI
MASA
Mesra
Belajar IPA adalah rangkaian kegiatan proses pembelajaran yang berpihak pada
murid dengan konsep 3N (Niteni, Niroke, dan Nambahi). Merdeka yaitu
pembelajaran yang berpihak pada murid, senang yaitu menyenangkkan karena sesuai
dengan kebutuhan murid, dan kreatif dalam representasikan hasil belajar.
Wujudkan
konep Niteni (mengamati) yaitu guru melakukan asesmen diagnostik non-kognitif yang
disusun melalui fitur googel formulir yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
awal setiap peserta didik dalam mengikuti rangkaian proses pembelajaran. Serta
merubah instruksi-instruksi dalam proses pembelajaran menjadi sebuah
kesepakatan. Sebagai siswa tentu dalam memuliai proses pembelajaran melakukan
kegiatan mengamati baik dari peristiwa nyata yang pernah di alami serta media
yang termuat dalam modul. Hasil analisis dari asesmen diagnostik non-koginitif
adalah telah menunjukkan keberagaman kebutuhan belajar anak. Guru memfasilitasi
kebutuhan belajar anak melalui Vicon baik di awal di tengah atau di akhir
pembelajaran. Serta memfasilitasi kegiatan pendampingan dan diskusi secara
asinkronus melalui google classroom dan media sosial dengan mempertimbangkan
waktu belajar yang flesibel.
Wujudkan
konsep Niroke (meniru) guru tentu menjadi teladan dalam berperilaku, sopan
santun dalam berkomunikasi. Guru juga menggunakan berbagai fitur belajar yang
kreatif seperti canva, fitur pada google for educations, padlet, dan games
sebagai wujud pembelajaran yang menyenangkan.
Wujudkan
konsep Nambahi (menambahkan) yaitu siswa merdeka dan kreatif dalam
merepresentasikan hasil belajar. Sebagai contoh kegiatan pembelajaran murid
dalam mengidentifikasi hasilnya begitu beragam seperti poster, peta konsep, dan
diagram.
- DUKUNGAN
Dukungan
dalam aksi nyata ini adalah melalui fitur google suite for education sebagai
sarana dalam memfasilitasi proses pembelajaran yang kreatif. Berbagai fitur
games seperti Blooket dalam penyajian kuis yang menarik dan menyenangkan. Murid
kelas 9A di SMP Negeri 2 Pekutatan sebagai kelas eksperimen dari aksi nyata
Mesra Belajar IPA.
- REFLEKSI
Adapun
refleksi Mesra Belajar IPA yang penulis lakukan sebagai berikut.
1.
Murid mencapai merdeka belajar;
2.
Murid kreatif dalam menciptakan
ide dalam berkarya;
3.
Murid menyenangkan karena
kebutuhan belajar di fasilitasi;
4.
Senang menerapkan Mesra Belajar
IPA sebagai wujud pembelajaran yang berpihak pada anak.
- DOKUMENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar